Rabu, 06 Juli 2011

Martabat Manusia

MARTABAT MANUSIA

Kemuliaan dan kesempurnaan manusia akan melebihi mahluk mahluk-mahlik lainya termasuk di dalamnya kemuliaan malaikat yang di katagorikan mahlik yang paling mulia dan yang paling taat akan dikalahkan ketaatannya oleh manusia jika ia beriman dan taat kepada Allah. Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, Kemuliaan dan kesempurnaan manusia akan melebihi makhluk-makhluk lainnya termasuk didalamnya. Kemuliaan malaikat yang dikategorikan makhluk yang paling mulia dan paling taat kepada allah.

Potensi kemuliaan manusia lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat diantaranya:

a)Allah SWT memerintahkan kepada malaikat untuk sujud (hormat) kepada Adam AS. Saat awal penciptaan manusia,dengan firman-Nya (Q.S. 2 : 34).

b)Malaikat tidak dapat menjawab pertanyaaan Allah tentang Al-Asma (nama nama ilmu pengetahuan), sedangkan Adam AS mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah SWT, dengan firman-Nya (Q.S. 2 : 31-32).

c)Kepatuhan malaikat kepada Allah karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak memiliki hawa nafsu; sedangkan kepatuhan manusia kepada Allah,melalui perjuangan yang berat melawan hawa nafsu dan godaan setan.

d)Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah dibumi (Q.S. 2 : 30).

Fenomena yg terjadi
Esensi keberagamaan untuk menjunjung tinggi martabat dan kemerdekaan manusia telah dipahami keliru dan melenceng dari yang seharusnya. Tragedi kemanusiaan entah karena kelaparan, karena tindak kekerasan dan kebrutalan, bahkan gara-gara berebut sembako dan uang sedekah menjadi pemandangan memilukan sekaligus memalukan. Itu semua adalah bukti bahwa keberagamaan kita telah kehilangan esensinya. Ini juga yang menjadi sebab mengapa umat Islam di mana pun gagal menjadi umat terbaik, "khairu umat" yang bermartabat. Sedekah kita seringkali menjatuhkan martabat manusia bahkan mengorbankan kehormatan Muslim saat pembagian kupon sembako gratis tidak dikelola secara baik. Apalagi sembako yang dibagikan oleh penganut agama lain, sungguh menjadi pemandangan ironis betapa lemahnya kehormatan umat. Ingat Nabi segera bertindak saat seorang pemuda datang meminta uluran tangan. Nabi tidak membiarkan ada umatnya menengadahkan tangan sebab itu bukan gambaran masyarakat berbudaya dan terhormat. Satu satunya barang milik pemuda itu dilelang agar bisa membeli kapak jelek yang diperbaiki sendiri oleh tangan nabi. Kapak inilah yang akhirnya menyelamatkan sang pemuda dari kehinaan yakni menempatkan tangannya di bawah. Nabi juga mengingatkan bahwa yang termasuk manusia termulia adalah orang-orang susah yang tidak mempertontonkan kesusahannya. Kemuliaan serupa tentu dimiliki orang berada yang tidak memamerkan keberadaannya, meskipun melalui jalan kebaikan seperti atas nama membagikan zakat atau yang sejenisnya. Lihat pula bagaimana yang dilakukan Umar bin Khattab ketika malam-malam ia datangi sendiri secara diam-diam rumah para warga yang kesusahan. Ia kirimkan langsung apa yang menjadi haknya para kaum lemah. Umar menjaga martabat mereka hingga tidak perlu menghinakan diri menjadi tangannya di bawah, karena hal ini akan merusak jati diri dan perasaan yang bersangkutan dan merusak pemandangan umum apalagi disorot televisi. Aneh yang terjadi di masyarakat kita justru menjadi tontonan harian. Di mana letak kesuksesan pengendalian diri dalam hubungan kemanusiaan. Fenomena-fenomena ini rasanya telah menjadi bukti bahwa ada yang salah dalam pembelajaran agama selama ini. Sehingga terasa ada jarak antara gagasan ideal Islam dengan realitas kehidupan nyata.

Tidak ada komentar: